4 Cara Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa


Diterjemahkan oleh Google Terjemah

Kreativitas adalah keterampilan yang berharga, dan ada strategi umum yang dapat digunakan guru untuk membantu siswa mengembangkannya.

Kreativitas adalah keterampilan berpikir yang paling sulit untuk diperoleh, dan juga yang paling dicari. Kami menghargainya dalam musik, hiburan, teknologi, dan aspek lain dari keberadaan kami. Kami menghargai dan mendambakan hal itu karena memperkaya pemahaman kami dan dapat membuat hidup lebih mudah.

Kreativitas selalu dimulai dengan imajinasi, dan sejarah menunjukkan bahwa banyak hal yang kita bayangkan sebenarnya diciptakan. Gene Roddenberry membayangkan komunikator flip Star Trek pada tahun 1966, dan Motorola memproduksinya pada tahun 1996. Pada pertengahan 1800-an, Augusta Ada King membayangkan bahasa untuk mesin komputasi yang bahkan tidak ada; hari ini dia dihormati sebagai pendiri bahasa pemrograman modern.

Ketika Benjamin Bloom mengidentifikasi apa yang ia sebut taksonomi domain kognitif, ia menempatkan sintesis (kreativitas) sebagai salah satu keterampilan paling sulit untuk dikuasai karena seseorang harus menggunakan semua keterampilan kognitif lainnya dalam proses kreatif. Karena, menurut Bloom, menciptakan adalah urutan pemikiran tertinggi, ia harus berada di garis depan semua lingkungan belajar dan tujuan akhir. Ketika siswa menciptakan apa yang mereka bayangkan, mereka ada di kursi pengemudi.

KREATIVITAS DI KELAS

Saat merancang pengalaman belajar, guru dapat merencanakan dan membingkai kurikulum dan menyediakan alat yang memberi siswa pilihan, suara, dan pilihan untuk memungkinkan mereka menjadi kreatif. Dalam pekerjaan saya di sekolah, saya telah menemukan empat hal yang dilakukan guru yang sukses untuk mengembangkan kreativitas pada siswa mereka.

1. Siapkan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa mengeksplorasi kreativitas mereka dengan cara yang relevan, menarik, dan bermanfaat.
Contoh ruang kelas: Siswa kelas empat diberikan sampel batu. Mereka akan menyusun tes untuk menentukan jenis batuan apa yang mereka miliki berdasarkan definisi yang telah mereka pelajari. Siswa menemukan cara mereka sendiri untuk menentukan perbedaan dalam kekerasan, warna, dan bentuk.

Contoh kelas lainnya: Kelas taman kanak-kanak membuat buku bergambar baru setiap minggu yang merayakan anggota kelas yang berbeda atau orang dewasa di sekolah. Setiap buku penuh dengan halaman yang diambil oleh setiap siswa. Mereka memiliki kebebasan penuh untuk menggambarkan apa yang orang itu sukai dan bagaimana mereka memandangnya.

2. Nilai kreativitas dan rayakan serta hadiahi itu.
Contoh ruang kelas: Siswa kelas tiga belajar tentang poligon dan untuk mengetahui apakah mereka tahu konsepnya, guru membawa mereka ke luar dan memberikan masing-masing siswa kapur trotoar. Setiap siswa diberi tugas menggambar beberapa contoh poligon di jalan masuk.

Setelah siswa menyelesaikan ini, guru memberi tahu siswa untuk mengubah bentuk itu menjadi sesuatu yang mereka sukai. Para siswa ingin menunjukkan kepada semua orang anak-anak kucing, robot, dan naga mereka yang berdasarkan geometri dan kemudian memiliki kesempatan untuk menjelaskan kepada seluruh kelas mengapa mereka menyukainya.

3. Ajari siswa keterampilan lain yang mereka butuhkan untuk menjadi kreatif.
Contoh ruang kelas: Kelas dua sedang belajar tentang konsep pembekuan. Guru mengajukan satu pertanyaan untuk memulainya, "Apakah hanya air yang membeku?" Para siswa kemudian merancang percobaan untuk menentukan hal-hal lain yang membeku. Batasnya adalah bahwa mereka hanya dapat menggunakan apa yang mereka miliki di ruang kelas pada saat itu.

Para siswa membuat daftar hal-hal yang akan mereka tinggalkan di luar untuk melihat apakah mereka membeku: air, jus, cuka, lem, pembersih kaca, pasta gigi, dan kertas. Beberapa saran yang mereka putuskan sudah solid dan tidak boleh digunakan di luar: pensil, penghapus, dan buku (tapi entah bagaimana kertas tetap ada dalam daftar tes). Keesokan harinya, mereka mendiskusikan temuan mereka dan melakukan pembicaraan yang menarik tentang mengapa kertas itu kaku dan cuka belum membeku.

Diskusi awal di antara siswa tentang apa yang mungkin membekukan mengembangkan keterampilan seperti mengadvokasi ide seseorang dan berkompromi. Diskusi tindak lanjut mendorong penalaran deduktif dan mendengarkan secara aktif.

4. Hilangkan kendala untuk kreativitas dan berikan siswa ruang dan kerangka kerja di mana mereka bisa menjadi kreatif.
Contoh kelas: Kelas enam menghasilkan drama kostum Halloween. Untuk mengenakan kostum ke sekolah, para siswa harus menulis sebuah drama yang memasukkan masing-masing karakter mereka ke dalam plot dan kemudian menyajikan drama itu. Misalnya, mereka harus memikirkan bagaimana soda raksasa dapat dan superhero Wonder Woman akan berinteraksi. Para siswa menyukai tantangan ini.

BELAJAR DENGAN MELAKUKAN

Imajinasi dan kreativitas adalah ciri-ciri yang memicu masa depan. Keduanya berfungsi untuk menginspirasi siswa dan harus diintegrasikan ke dalam setiap bagian pembelajaran. Dalam merencanakan dan merancang pembelajaran untuk siswa, ini kita tahu: Mengajar siswa cara berpikir lebih penting daripada mengajar siswa apa yang harus dipikirkan.


Comments

Popular posts from this blog

Bagaimana Teknologi Telah Mengubah Pendidikan?

8 Hal Yang Dapat Dilakukan Guru untuk Membantu Siswa Berhasil

Dorong Pembelajaran Berbasis Teknologi, Kemendikbud Gelar ISODEL 2018