Kenapa Rasa Ingin Tahu Meningkatkan Pembelajaran?


Diterjemahkan oleh Google Terjemah

"Yang penting adalah jangan berhenti bertanya. Keingintahuan memiliki alasan tersendiri untuk itu." - Albert Einstein

Bukan rahasia lagi bahwa keingintahuan membuat belajar lebih efektif dan menyenangkan. Siswa yang penasaran tidak hanya mengajukan pertanyaan, tetapi juga secara aktif mencari jawabannya. Tanpa rasa ingin tahu, Sir Isaac Newton tidak akan pernah merumuskan hukum fisika, Alexander Fleming mungkin tidak akan menemukan penisilin, dan penelitian perintis Marie Curie tentang radioaktivitas mungkin tidak ada.

Menanamkan siswa dengan keinginan kuat untuk mengetahui atau mempelajari sesuatu adalah tujuan hidup setiap guru, dan penelitian bahkan menunjukkan bahwa rasa ingin tahu sama pentingnya dengan kecerdasan dalam menentukan seberapa baik siswa di sekolah. Tetapi seberapa banyak yang kita ketahui tentang perannya dalam proses pembelajaran?

Otak Anda Suka Rasa Ingin Tahu
Baru-baru ini, peneliti dari University of California, Davis melakukan serangkaian percobaan untuk menemukan apa yang sebenarnya terjadi di otak ketika rasa ingin tahu kita timbul. Untuk penelitian ini, para peneliti meminta partisipan menilai seberapa penasaran mereka untuk mempelajari jawaban atas lebih dari 100 pertanyaan trivia, seperti "Single Beatles apa yang bertahan paling lama di tangga lagu, pada 19 minggu?" atau "Apa arti istilah 'dinosaurus' sebenarnya?" Pada titik-titik tertentu sepanjang penelitian, pemindaian fMRI dilakukan untuk melihat apa yang terjadi di otak ketika para peserta merasa sangat ingin tahu tentang jawaban atas sebuah pertanyaan.

Jadi apa yang diungkapkan percobaan ini? Berikut adalah dua temuan paling penting.

1. Rasa ingin tahu mempersiapkan otak untuk belajar.

Meskipun mungkin bukan kejutan besar bahwa kita lebih cenderung mengingat apa yang telah kita pelajari ketika materi pelajaran menarik minat kita, ternyata rasa ingin tahu juga membantu kita mempelajari informasi yang tidak kita anggap menarik atau penting.

Para peneliti menemukan bahwa, setelah rasa ingin tahu subjek dirasuki oleh pertanyaan yang tepat, mereka lebih baik dalam belajar dan mengingat informasi yang sama sekali tidak terkait. Salah satu penulis penelitian ini, Dr. Matthias Gruber, menjelaskan bahwa ini adalah karena rasa ingin tahu membuat otak dalam keadaan yang memungkinkannya untuk belajar dan menyimpan segala jenis informasi, seperti pusaran yang mengisap apa yang Anda termotivasi untuk belajar, dan juga segala sesuatu di sekitarnya.

Jadi jika seorang guru mampu membangkitkan rasa ingin tahu siswa tentang sesuatu yang secara alami mereka termotivasi untuk belajar, mereka akan lebih siap untuk mempelajari hal-hal yang biasanya mereka anggap membosankan atau sulit. Misalnya, jika seorang siswa berjuang dengan matematika, mempersonalisasikan masalah matematika agar sesuai dengan minat khusus mereka daripada menggunakan pertanyaan buku teks umum dapat membantu mereka lebih baik mengingat bagaimana cara memecahkan masalah matematika yang sama di masa depan.

2. Rasa ingin tahu membuat pembelajaran selanjutnya lebih bermanfaat.

Selain mempersiapkan otak untuk belajar, keingintahuan juga dapat membuat belajar menjadi pengalaman yang lebih bermanfaat bagi siswa.

Para peneliti menemukan bahwa ketika rasa ingin tahu para peserta telah dipicu, tidak hanya ada peningkatan aktivitas di hippocampus, yang merupakan wilayah otak yang terlibat dalam penciptaan kenangan, tetapi juga di sirkuit otak yang terkait dengan hadiah dan kesenangan. . Sirkuit ini adalah yang sama yang menyala ketika kita mendapatkan sesuatu yang benar-benar kita sukai, seperti permen atau uang, dan itu bergantung pada dopamin, zat kimia "rasa-enak" yang menyampaikan pesan di antara neuron dan memberi kita semacam tinggi.

Jadi tidak hanya akan membangkitkan rasa ingin tahu siswa membantu mereka mengingat pelajaran yang mungkin pergi di satu telinga dan keluar yang lain, tetapi juga dapat membuat pengalaman belajar menyenangkan seperti es krim atau uang saku. Tentu saja, sebagian besar guru sudah secara naluriah tahu pentingnya membina pikiran ingin tahu, tetapi memiliki ilmu pengetahuan yang mendukungnya tidak dapat disangkal memuaskan.

Mengajukan Pertanyaan yang Tepat

Secara alami, masih ada beberapa hal yang masih belum jelas tentang peran rasa ingin tahu dalam pembelajaran. Untuk satu hal, para ilmuwan belum menentukan efek jangka panjangnya. Misalnya, jika rasa ingin tahu siswa dirangsang pada awal hari sekolah, apakah itu akan membantu mereka menyerap informasi dengan lebih baik sepanjang hari? Hal lain yang ingin diselidiki oleh para peneliti adalah mengapa beberapa orang secara alami lebih ingin tahu daripada yang lain, dan faktor-faktor mana yang paling mempengaruhi seberapa penasaran kita.

Namun, untuk saat ini, temuan ini berfungsi sebagai pengingat bahwa tidak ada yang namanya pertanyaan bodoh, karena seperti yang ditulis ilmuwan kognitif Daniel Willingham dalam bukunya Why Don't Students Like School ?, itu pertanyaan yang merangsang rasa ingin tahu - diberi tahu jawabannya memadamkan rasa ingin tahu sebelum itu bahkan bisa mulai.

Jadi, daripada langsung menjawab, mari kita mulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong mereka untuk melakukan pencarian sendiri.

Pertanyaannya adalah, apa yang cenderung memicu rasa ingin tahu yang lebih besar dengan siswa Anda?


Comments

Popular posts from this blog

Bagaimana Teknologi Telah Mengubah Pendidikan?

8 Hal Yang Dapat Dilakukan Guru untuk Membantu Siswa Berhasil

Dorong Pembelajaran Berbasis Teknologi, Kemendikbud Gelar ISODEL 2018